Dana berarti perbuatan memberi, hal ini sangat di puji
sebagai kebajikan yang besar. Dana juga merupakan titik mula menuju pembebasan.
Pada orang-orang baru Buddha Gotama selalu memulai kotbah bertahap beliau
dengan penjelasan mengenai keluhuran dari berdana (danakatha, Vin. I, 15, 18). Dari 3 dasar untuk melakukan
tindakan-tindakan berjasa (puñña
kiriyavatthu), berdana merupakan unsur pertama, dua lainnya adalah
moralitas (sila) dan pengembangan
mental (bhavana) (A. iv, 241). Berdana juga merupakan unsur pertama dari 10 pāramitā
(syarat yang dibutuhkan untuk mencapai kebuddhaan). Oleh karena itu, di dalm
perjuangan menuju pembebasan sebagai Ārahat atau Buddha, pada mulanya orang
harus mempraktekkan dana.
Fungsi Dana
Berdana memiliki nilai yang luar biasa dalam proses
pemurnian mental. Berdana merupakan senjata yang ampuh untuk mengatasi
keserakahan (lobha). Keserakahan (lobha) merupakan salah satu dari 3 akar
motivasi tak bajik (akusalamula). Buddha
mengingatkan kita dalam Devatasamyutta
Sutta “Atasilah noda keserakahan dan praktekkan dana” (S. I, 18). Oleh karena itu berdana adalah penangkal yang jitu
untuk mengatasi keegoisan dan keserakahan. Buddha kembali mengingatkan kita
dalam Dhammapada, 223; untuk menakhlukkan kekikiran dengan praktek
kedermawanan. Kekikiran bukanlah satu-satunya penghalang dalam berpraktek dana.
Penghalang lainnya adalah kecerobohan dan ketidaktahuan akan hukum karma dan
kehidupan setelah mati (punarbhava).
Bagi seseorang yang tidak menyadari manfaat besar dari
berdana, sangatlah sulit melepaskan segala sesuatu yang berharga dan
disayanginya. Dalam Latukikopama Sutta Buddha menggambarkan bagaimana sulitnya
seseorang yang kekurangan kekuatan spiritual untuk melepaskan benda-benda yang
sudah lama bersamanya (M. I, 449).
Seekor burung puyuh dapat mati karena terjerat
Cara Berdana
Faktor mental/niat seseorang sangat menentukan nilai
dari praktik berdana. Maka kita harus memperhatikan faktor niat seseorang
sebelum, saat dan sesudah berdana (A.
III, 336). Bila dengan penuh keyakinan dan pikiran bahagia sebelum, saat
dan sesudah berdana maka akan memberikan hasil/pahala yang maksimal. Besar
kecilnya pahala berdana akan tergantung pada kemurnian pikiran dari pemberi
maupun penerima dana, kebersihan (kehalalan) dari materi yang diberikan. Selain
itu kita juga harus memperhatikan kebersihan dari barang yang didanakan.
Apa saja yang dapat didanakan? Apapun yang berguna, dan
praktis dapat digunakan. Buddha menjelaskan dalam Niddesa (Nd. 2, 523) ada empat belas benda yang tepat untuk
didanakan yaitu jubah/pakaian, persembahan makanan, tempat berdiam, obat-obatan
dan kebutuhan lain bagi yang sakit,
makanan, minuman, kain, kendaraan, bunga-bungaan, parfum, minyak, tempat
tidur, rumah dan lampu.
Untuk melatih kedermawanan seseorang tidak harus
memiliki barang yang banyak. Seseorang dapat memberikan apa yang dimilikinya.
Dana yang diberikan oleh seseorang yang berpenghasilan kecil dianggap sangat
berharga (S. I, 18). Selain dana
materi ada sejenis dana lain yang lebih tinggi pahalanya yaitu dhammadana (Dhp. 354). Dhammadana dapat dilakukan
dengan berpraktik Dhamma Seperti praktik lima
sila yang pahalanya tidak dapat diragukan lagi baik dimasa kini atau dimasa
yang akan datang. Dhammadana dapat pula berupa memberikan penerangan Dhamma
kepada orang lain.
Manfaat Berdana
Praktik berdana dapat meningkatkan persatuan sosial dan
solidaritas, juga dapat menjembatani kesenjangan psikologis dan ekonomi antara
yang mampu dan tidak mampu. Manfaat lain praktik berdana dapat menghilangkan
kebenciaan dalam diri seseorang (Sn.
506). Orang yang berhati dermawan
akan dicintai oleh banyak orang ( A. iii,
40). Berdana juga mengkokohkan persahabatan. (Sn. 187), kelahiran di alam surga (A. iv, 239), atau kelahiran sebagai manusia dengan kualitas yang
baik seperti kekayaan, dan keberuntungan.
(Ivan
Yulietmi./ Pelembang, 17 Oktober 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar