Kamis, 20 September 2012

SEJARAH HARI KATHINA

Jubah Kathina 
Kathina bukanlah suatu upacara peringatan melainkan upacara perayaan yang diselenggarakan setelah para Bhikkhu melakukan vassa. Vassa adalah masa dimana para bhikkhu melakukan retret/latihan selama musim hujan. Pada awalnya para bhikkhu melakukan penyiaran Dharma tidak mengenal waktu atau sepanjang tahun. Hal ini menimbulkan kritikan dari masyarakat karena pada musim hujan banyak serangga dan tunas-tunas yang terinjak oleh para bhikkhu (Vin. I, 137-138).
Karena itu, Buddha mengijinkan para bhikkhu untuk melakukan latihan atau penyepian di satu vihara tertentu dan mematuhi peraturan vassa. Kewajiban ini tidak mengabaikan tugas bhikkhu lain yang penting sehingga para bhikkhu masih diperkenankan bepergian sepanjang tidak lebih dari tujuh hari (Vin. I, 143). Maka, masa kebhikkhuan seorang bhikkhu diukur dari berapa vassa yang sudah dijalani dengan baik, bukan dari berapa lama ia menjadi bhikkhu.
Diakhir masa vassa, yaitu pada hari purnama di bulan  assayuja, dilaksanakan upacara pavarana. Paravana berarti intropeksi diri selama masa vassa dengan megakui kesalahan, menerima kritik atau nasehat, dan membaca patimokha. Pada hari berikutnya hingga purnama di bulan kattika dapat dipilih salah satu dari waktu satu bulan untuk menyelenggarakan upacara kathina. Maka upacara kathina tidak hanya sehari melainkan sebulan penuh, tetapi di vihara tempat para bhikkhu menjalani vassa hanya boleh dilaksanakn sekali saja.
Umat mempersembahkan empat kebutuhan pokok para bhikkhu berupa jubah, makanan, obat-obatan dan tempat tinggal. Upacara penyerahan jubah dihubungkan dengan riwayat tiga puluh orang bhikkhu dari Pava. Dalam perjalananya mereka singgah di kota Saketa untuk menjalani vassa. Setelah sembilan puluh hari hujan tidak berhenti, mereka menembus hujan dengan tujuan menemui Buddha di kota Savatthi. Melihat para bhikkhu yang demikian basah dan kotor, Buddha mengijinkan agar mereka memperoleh jubah yang baru. Sejak itu menjadi lazim setiap anggota mendapatkan seperangkat jubah baru setahun sekali setelah menyelenggarakan vassa (Vin. I, 253-254).
Upacara Kathina dapat diselenggarakan jika minimal ada empat bhikkhu (tidak termasuk samanera) yang menjalani masa vassa di vihara tersebut dengan sempurna. Jika sarat tidak terpenuhi tetapi bhikkhu yang hadir ada empat atau lebih, maka umat bisa menyelenggarakan “sangha dana dimasa kathina”. Jika hanya dihadiri oleh satu hingga tiga orang bhikkhu, umat melaksanakan upacara “dana jubah (civara dana) dimasa kathina”. Namun, apabila tidak ada kain bahan jubah maupun jubah yang akan dipersembahkan maka dilaksanakan upacara “dana dimasa kathina”.
(Ivan Y./ Pelembang, 17 Oktober 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar