Tugas Mata Kulian Perencanaan Pendidikan
10 DEFINISI MENGENAI PERENCANAAN,
PENDIDIKAN DAN PERENCANAAN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
Dr. Azizah Husen, M.Pd.
Prof. Waspodo, M.A., Ph.D.
Disusun oleh
Ivan Yulietmi
NIM. 06122603068
Universitas Negeri Sriwijaya
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Magister Teknologi
Pendidikan
Palembang 2012
I. Definisi Perencanaan
1.
Menurut Garth N. Jone, perencanaan adalah suatu proses
pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk
pencapaian tugas.
2.
Menurut M. Farland, perencanan adalah suatu fungsi
dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah
wewenangnya.
3.
Menurut Abdulrachman (1973), perencanaan adalah
pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat
(estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.
4.
Menurut Terry (1975), perencanaan adalah pemilihan dan
menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang
berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil
tertentu.
5.
Menurut Kusmiadi (1995), perencanaan adalah
proses dasar yang kita gunakan untuk memilih tujuan-tujuan dan
menguraikan bagaimana cara pencapainnya.
6.
Menurut Soekartawi (2000), perencanaan adalah
pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumber daya yang tersedia.
7.
Menurut Waterson, (1965), perencanaan adalah usaha
sadar, terorganisir dan terus menerus guna memilih alternatif untuk mencapai
tujuan tertentu.
8.
Menurut Faludi, (1973), perencanaan sebagai satu
proses untuk menentukan tindakan yang berorientasi pada masa depan melalui
serangkaian pikiran.
9.
Menurut Melville Brance, (1980), perencanaan adalah
proses aktifitas berkelanjutan dan memutuskan apa yang dapat dilakukan dan
diinginkan untuk masa depan serta bagaimana mencapainya.
10. Menurut Peter
Hall, (1992), perencanaan adalah penyusun rangkaian tindakan secara berurut
yang mengarah pada pencapaian tujuan.
Berdasarkan definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses, menentukan
langkah-langkah secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada dan asumsi
guna mencapai tujuan yang diharapkan.
II. Definisi Pendidikan
1. Menurut
John Dewey (filosof Chicago, 1859 M - 1952 M), Education is all one with
growing; it has no end beyond itself. Pendidikan adalah suatu proses pengalaman,
karena kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan berarti membantu pertumbuhan
batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah proses menyesuaikan
pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan
seseorang.
2. Menurut
Plato (filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 M) mengatakan bahwa :
“Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal
dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan.”
3. Menurut
Aristoteles (filosof terbesar Yunani, guru Iskandar Makedoni, yang dilahirkan
pada tahun 384 SM-322 SM) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah menyiapkan
akal untuk pengajaran”.
4. Menurut
Herbert Spencer (filosof Inggris yang hidup tahun 1820-1903 M) mengatakan bahwa
: “Pendidikan itu ialah menyiapkan seseorang agar dapat menikmati kehidupan
yang bahagia.”
5. Menurut
Jean-Jacques Rousseau (filosof swiss 1712-1778) mengatakan bahwa : “Pendidikan
ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu masa
kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya di waktu dewasa”.
6. Menurut
Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, (1889-1959) merumuskan
pengertian pendidikan sebagai berikut: “Pendidikan umumnya berarti daya upaya
untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect)
dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.
7. Stella
van Petten Henderson: Pendidikan merupakan
kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial.
8. Kohnstamm
dan Gunning (1995): Pendidikan adalah pembentukan hati nurani. Pendidikan
adalah proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara etis, sesuai denga hati
nurani.
9. Menurut
Thedore Brameld; pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara
dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat
yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat.
Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses
yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas
sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam
masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan
melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses
pendidikan informal di luar sekolah.
10. John
Locke (1632-1704), ia seorang tabib yang ahli filsafat dan ahli ilmu jiwa.
Tentang masalah pendidikan Locke berpendapat bahwa pendidikan itu berkuasa
bahkan maha kuasa. Tujuan pendidikan menurut dia adalah membentuk seorang
ksatria (gentlemen) yang saleh. Sebagai seorang tabib ia menekankan pentingnya
pendidikan jasmani. Locke juga seorang deist (De=Deus=Tuhan). Baginya agama
adalah akal budi. Oleh karena itu ia memperhatikan pendidikan kesusilaan.
Manusia harus mampu menguasai diri sendiri dan memiliki harga diri.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan itu berlaku seumur hidup, dimana seseorang belajar untuk memperoleh
pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan kualitas diri baik secara jasmani,
intelektual maupun hati/rohani yang bertujuan untuk memperoleh kebahagian
hidup. Oleh karena itu pendidikan harus bermanfaat bukan hanya untuk diri
sendiri tetapi juga untuk orang lain dan lingkungan.
III.
Definisi
Perencanaan Pendidikan
1. Menurut, Prof. Dr. Yusuf
Enoch; perencanaan pendidikan, adalah suatu proses yang mempersiapkan
seperangkat alternatif keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan
kepadan pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan
kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh
suatu negara.
2. Menurut, Beeby, C.E.; perencanaan pendidikan adalah
suatu usaha melihat ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas,
dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam
bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi sistem pendidikan nasioanal memenuhi
kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh sistem tersebut.
3. Menurut Guruge (1972); perencanaan
pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang
pembangunan pendidikan.
4. Menurut Albert Waterson (Don Adam
1975); perencanaan pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan
oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi
dan biaya serta keuntungan sosial.
5. Menurut Coombs (1982); perencanaan
pendidikan suatu penerapan yang rasional dan analisis sistematis proses perkembangan
pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.
6. Menurut Y. Dror (1975); perencanaan
pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk
kegiatan-kegiatan di masa depan yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan
dengan cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh
dari suatu negara.
7. Menurut
Sa’ud, S. dan Makmun A,S. (2007); dan Usman, H. (2008);
perencanaan pendidikan adalah
suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan
biaya pendidikan dengan memprioritaskan kenyataan yang ada dalam bidang
ekonomi, sosial dan politik untuk mengembangkan sistem pendidikan negara dan
pesera didik yang dilayani oleh sistem tersebut
8. Williams in an essay titled what
Educational Planning is About in Higher Education Published in 1971 defined it
simply as “Planning in education, as in anything else consist essentially of
deciding, in advance, what you want, to do and how you are going to do in“ --
Williams dalam sebuah esai berjudul ‘Apakah Perencanaan
Pendidikan adalah Tentang Perguruan Tinggi’ Diterbitkan pada tahun 1971 didefinisikan
secara sederhana sebagai "Perencanaan pendidikan, pada dasarnya memutuskan, di muka, apa
yang Anda inginkan, yang harus dilakukan dan bagaimana Anda akan melakukannya ".
9. In the “World Year book of
Education”. 1967 Anderson and Bowman in a joint article title “Theoretical Considerations. In
Educational Planning”, defined it as “the process of preparing a set of
decisions for future action pertaining to education” -- Dalam " Tahun Buku
Dunia Pendidikan". 1967 Anderson dan Bowman dalam sebuah artikel bersama berjudul "Pertimbangan Teoritis. Dalam
Perencanaan Pendidikan", yang didefinisikan sebagai" proses
mempersiapkan seperangkat keputusan untuk tindakan di masa depan yang berkaitan
dengan pendidikan "
10. Menurut Saud et all (2005),
“Perencanaan pendidikan adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal
menentukan kebijkanan, prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan
kenyataan-kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk
mengembangkan sistem
pendidikan negara dan
peserta didik yang dilayani”.
Dari
beberapa definisi diatas, ada beberapa unsur penting
yang terkandung dalam perencanaan pendidikan yaitu:
1. Penggunaan analisa yang bersifat
rasional dan sistematik dalam perencanaan pendidikan.
2. Proses pembangunan dan pengembangan
pendidikan
3. Prinsip efektif dan efisiensi,
artinya dalam perencanaan pendidikan pemikiran ekonomis sangat menonjol.
4. Kebutuhan dan tujuan peserta didik
dan masyarakat, artinya perencanaan pendidikan mencakup aspek internal dan
eksternal dari keorganisasian sistem pendidikan itu sendiri.
Perencanaan pendidikan sudah pasti
harus memperhatikan faktor lingkungan, situasi perekonomian dan faktor
kebutuhan sosial politik, karena pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia (humanisasi). Oleh karena itu perencanaan
pendidikan yang dilakukan harus menyeluruh dan terpadu serta disusun secara
logis dan rasional mencakup berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan.
Selain itu perencanaan pendidikan juga harus menggunakan sumber data yang
tepat.
Data dasar (base line data) untuk
perencana pendidikan mempunyai fungsi yang amat penting, sebab tanpa data perencanaan
tidak mungkin dapat mengembangkan perencanaan pendidikan dengan baik. Data
dasar ini mencakup berbagai aspek di dalam dan di luar yang mempunyai hubungan
erat dengan pendidikan.
Menurut Saud et all (2005) data dasar yang
diperlukan dapat dikelompokkan berdasarkan (1) kependudukan, (2) data ekonomi, (3) kebijakan nasional, (4) data kependidikan, (5) data ketenagakerjaan, dan (6)
nilai dan sosial budaya.
Maka perencanaan pendidikan dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar